mudation.com – Indeks saham adalah matriks yang dapat menggambarkan pergerakan harga beberapa saham. Benchmark dapat didasarkan pada kelompok industri seperti IDX Health Sector (IDXHEALTH) atau kelompok saham berdasarkan ukuran perusahaan seperti LQ45.
Dengan indeks saham yang berbeda ini, BEI berharap dapat membantu masyarakat menemukan saham-saham terbaik berdasarkan preferensi mereka.
Selain itu, indeks saham juga dapat dijadikan sebagai tolak ukur perkembangan suatu industri tertentu selama beberapa tahun pada suatu waktu.
Investor dapat membeli saham dari setiap indeks secara individual atau individual, serta produk yang disebut reksa dana indeks. Simak ulasan di bawah ini untuk memahami apa itu kendaraan investasi dan cara kerjanya.
Pengertian reksa dana indeks
Index Retail Fund (RD Index) adalah produk investasi yang pengembalian investasinya dikelola mirip dengan perilaku indeks benchmark. Misalnya, dengan indeks IDX30 RDS, hasil komoditas harus sedekat mungkin dengan pergerakan harga IDX30.
Untuk mencapai hasil investasi tersebut, manajer investasi mengalokasikan dana dari investor untuk diinvestasikan pada saham-saham yang merupakan penyusun dari indeks yang bersangkutan.
Contohnya pada reksa dana yang mengacu indeks IDX30, manajer investasi akan mengalokasikan dana investor untuk investasi pada saham-saham anggota IDX30. Jadi secara tidak langsung Anda telah berinvestasi pada 30 saham terbaik pasar modal Indonesia.
Selain saham, produk ini juga hadir dalam bentuk reksa dana indeks obligasi. Sesuai dengan namanya, pergerakan harga dan alokasi investasi pada instrumen ini juga mengacu pada indeks obligasi.
Tentunya RD indeks saham dan obligasi memiliki tingkat risiko yang berbeda. Dana indeks mirip dengan dana yang diperdagangkan di bursa (ETF), tetapi tidak diperdagangkan di bursa seperti ETF.
Kelebihan Reksa Dana Indeks
1. Biaya operasional rendah
Keunggulan pertama dari alat ini adalah biaya operasional (cost ratio) yang relatif rendah dibandingkan dengan jenis reksa dana lainnya. Hal ini karena jenis instrumen ini dikelola secara pasif oleh manajer investasi (saham jarang berubah, jual beli, dll). Alhasil, biaya operasional bisa ditekan.
2. Risiko lebih rendah dibandingkan reksa dana saham
Mari kita pastikan Anda tahu perbedaannya terlebih dahulu. Pada reksa dana indeks saham, Anda akan berinvestasi pada saham-saham anggota indeks tertentu, sedangkan pada reksa dana saham biasa (RDS), Manajer Investasi akan mengalokasikan uang Anda untuk berinvestasi ke beberapa saham perusahaan terlepas dari saham-saham tersebut masuk ke dalam suatu indeks atau tidak.
Contohnya, RD indeks LQ45 pasti akan dialokasikan untuk saham-saham yang masuk kategori blue chip, seperti BBCA, BBRI,TLKM dan lain sebagainya. Lain halnya dengan RDS biasa, Manajer Investasi bisa mengkombinasikan BBCA, BBRI dengan saham yang tidak masuk LQ45.
Selain itu, risiko instrumen ini lebih rendah dibandingkan dengan RDS karena sebagian dari dana investasi investor akan dialokasikan untuk instrumen pasar uang maupun obligasi, sehingga bisa membantu menekan risiko investasi saham.
Data alokasi ini bisa Anda lihat di fund fact sheet masing-masing reksa dana. Hal ini membuat risiko produk ini relatif lebih rendah dibandingkan dengan RDS, karena Anda tidak perlu khawatir uang Anda akan dialokasikan ke saham bagus tapi berisiko tinggi.
3. Rekam jejak pergerakan harga bisa dilihat
Karena dibuat semirip mungkin dengan indeks saham tertentu, Anda bisa melihat perubahan harga produk ini tidak hanya di aplikasi jual beli reksa dana yang Anda gunakan, melainkan juga bisa langsung mencarinya di internet dengan mencari pergerakan harga indeks yang dijadikan acuan. Tentunya Anda harus memilih manajer investasi yang kompeten agar memastikan pengelolaan reksa dana indeks berjalan dengan baik.
4. Beli saham bagus dengan harga terjangkau
Keuntungan dari indeks RD keempat adalah dengan membeli instrumen ini Anda secara tidak langsung membeli saham bagus yang tidak dapat Anda beli dengan anggaran terbatas. Misalnya saham BBCA. Anda hanya bisa mendapatkan fitur ini setelah menghabiskan lebih dari Rp 700.000. Namun, dengan LQ45 RD, Anda bisa mendapatkannya dengan harga kurang dari Rp100.000.
Cara Kerja Reksa Dana Indeks
Seperti disebutkan di atas, uang investor yang membeli reksa dana jenis ini akan dialokasikan oleh manajer investasi ke saham atau obligasi beberapa anggota indeks.
Hal ini mengindikasikan:
- Apabila nilai indeks acuan naik di pasaran, maka harga RD Indeks juga harus naik.
- Tingkat keberhasilan Manajer Investasi diukur dari selisih antara harga RD Indeks dengan nilai indeks acuan di pasaran. Semakin kecil selisih tersebut, maka semakin bagus kinerja Manajer Investasi terkait.
Beberapa produk RD indeks juga memberikan keuntungan dalam bentuk dividen seiring dengan perusahaan tempat Manajer Investasi membagikan dividen-nya.
Contoh Reksa Dana Indeks
1. ABF Indonesia Bond Index Fund
ABF Indonesia Bond Index Fund adalah RD Index yang diterbitkan oleh Bahana TCW, salah satu manajer investasi terkemuka di Indonesia, yang merupakan kerjasama antara PT Bahana Pembinaan Usaha dan Trust Company of the West. Dalam instrumen ini, 100% uang investasi klien dapat dibeli untuk obligasi pemerintah yang termasuk dalam indeks obligasi.
2. BNI-AM Indeks IDX30
Seperti namanya, indeks BNI-AM IDX30 merupakan produk investasi yang bertujuan untuk mereplikasi pergerakan harga indeks IDX30. Produk investasi ini diterbitkan oleh PT BNI Asset Management. Berdasarkan fund fact sheet, 10 reksa dana teratas saat ini adalah ADRO, ASII, BBCA, BBNI, BBRI, BMRI, GOTO, MDKA, TLKM dan UNTR.
3. BNP Paribas Sri Kehati
BNP Paribas Sri Kehati adalah RD Indeks yang diterbitkan oleh BNP Paribas untuk mengikuti pergerakan harga indeks saham Sri Kehati. Sri Kehati adalah indeks saham yang berisi 25 perusahaan berkinerja baik yang mendorong terciptanya pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development). Selain pada saham, 20% dari total investasi pada produk ini juga akan dialokasikan untuk instrumen pasar uang.
4. Danareksa Indeks Syariah
Jika Anda mencari instrumen ekuitas syariah, Danareksa Syariah Index adalah solusinya. 98% investasi pada produk ini akan dialokasikan pada saham-saham yang masuk dalam Jakarta Islamic Index (JII), sedangkan sisanya 2% akan dialokasikan pada instrumen pasar uang.
Untuk meminimalkan risiko, alokasi reksa dana ini juga merata di semua sektor, mulai dari keuangan, pertambangan hingga kesehatan.
Saat ini instrumen utama dari instrumen ini adalah ADRO, CPIN, EMTK, ICBP, KLBF, INDF, TLKM, TPIA dan UNVR. Nah, itulah pembahasan tentang reksa dana indeks dan contohnya. Jadi produk mana yang harus Anda pilih?